Senin, 30 Juli 2012

Manajemen Perusahaan; Chapter. 8 : DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ISO 9000

Oleh:levi
Standard ISO 9000 adalah standar tentang sistem manajemen mutu yang penerapannya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk dan jasa/pelayanan sehingga mamapu memberikan dan meningkatkan mutu dan kinerja organisasi secara berkesinambungan untuk memuaskan pelanggan. ISO 9000 dikeluarkan oleh lembaga ISO (International Organization For Standardization) yaitu suatu badan standar internasional yang anggotanya terdiri dari badan-badan standar nasional di dunia beranggotakan lebih dari 140 negara, yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss.Seri ISO pertama kali dilaunching pada tahun 1987 kemudian diperbaharui tahun 1994 dengan seri ISO 9000:1994 dan terakhir pada tahun 2000 dengan seri ISO 9000:2000. Pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki penilaian informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan apakah Organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan, dan telah melakukan check balance yang dikenal dengan sistem PDCA (Plan Do Check Act) pada semua manajemen terutama yang berkaitan dengan mutu.Secara singkat PDCA dapat dijelasakan sebagai berikut:
Plan : Tetapkan sasaran /objektive/goal mutu dan proses yang diperlukan agar sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi/perusahaan. , aplikasi sasaran mutu adalah KPI (Key Performance Indicator) yang diturunkan menjadi KPI Fungsi/Bagian yang dijabarkan lebih detail dalam SMK (Sistem Manajemen Kinerja) tiap pekerja. KPI dievaluasi setiap semester untuk Bagian dan setiap tahun untuk SMK.
Do : Impelementasi prosesnya.
Check : Monitor dan ukur proses dan produk terhadap kebijakan, sasaran mutu, dan persyaratan bagi produk, serta laporkan hasilnya.
Act : Lakukan tindakan untuk peningkatan kinerja proses secara berkelanjutan. Sistem manajemen mutu ISO 9000:2000 mencakup sistem input dan output proses produksi yang meliputi rantai pasokan dari:
Pemasok —————Organisasi———————–Pelanggan
DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU ISO 9000:2000
Delapan prinsip manajemen mutu pada sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 dipergunakan memimpin organisasi kearah perbaikan kinerja. Delapan prinsip manajemen mutu tersebut adalah :
1.      Customer Focus (Fokus pada Pelanggan)
Suatu perusahaan/organisasi tergantung pada pelanggannya atau pelanggan adalah kunci meraih keuntungan. Oleh karena itu organisasi harus memahami kebutuhan/keinginan pelanggan baik saat ini maupun di masa mendatang, agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan mampu melebihi harapan pelanggan
2.      Leadership (Kepemimpinan)
Pemimpin perusahaan/organisasi harus mampu menciptakan visi, dan mampu mewujudkan visi tersebut menuju kenyataan. Pemimpin harus dapat menarik orang lain untuk mewujudkan visi organisasi. Penerapan prinsip kepemimpinan mengarah pada :
·         Penciptaan visi yang jelas untuk masa depan organisasi.
·         Penetapan target, tujuan atau sasaran yang menantang.
·         Menyediakan sumber daya dan pelatihan bagi pekerjanya.
·         Kebebasan bertindak dengan tanggungjawab & akuntabilitas.
·         Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral dan penciptaan budaya kerja.
·         Penciptaan kepercayaan (trust)
  1. Involment of People (Keterlibatan Semua Karyawan)
Keterlibatan seluruh karyawan dalam organisasi adalah dasar yang sangat penting dalam prinsip manajemen mutu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberdayakan dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk merencanakan, menerapkan rencana dan mengendalikan rencana pekerjaan yang menjadi tanggungjawab masing-masing. Dengan adanya keterlibatan personel secara menyeluruh, akan dihasilkan rasa memiliki dan tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah. Hal ini akan memicu karyawan untuk aktif dalam melihat peluang untuk peningkatan pengetahuan dan pengalaman.
  1. Process Approach (Pendekatan Proses)
Proses di dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 didefinisikan sebagai “kumpulan aktivitas yang saling berhubungan / mempengaruhi sehingga dapat merubah input (material, persyaratan, peralatan, instruksi) menjadi output (barang atau jasa)”.
Pendekatan proses didefinisikan sebagai “identifikasi yang sistematis dan pengelolaan proses yang digunakan organisasi dan pemahaman hal-hal yang mempengaruhi setiap proses”.
Dalam konteks ISO 9001:2000, pendekatan proses mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan mutu berkelanjutan (continual quality improvement). Pendekatan secara proses diperlukan saat menyusun dan menerapkan sistem mutu. Hal ini menuntut setiap bagian/fungsi untuk memiliki visi terhadap kepuasan pelanggan .
5.      System Approach to Management (manajemen berdasar pendekatan sistem).
Pendekatan sistem pada manajemen didefinisikan sebagai identifikasi pemahaman, dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran perusahaan/organisasi dengan efektif dan efisien.
  1. Continual Improvement (Peningkatan Berkelanjutan)
Peningkatan berkelanjutan harus dijadikan sasaran dan tujuan tetap organisasi. Pada peningkatan berkelanjutan, sasaran tidak akan ditingkatkan sampai sasaran yang ditetapkan tercapai lebih dulu, hanya setelah sasaran tercapai maka sasaran baru yang lebih meningkat ditetapkan.
  1. Factual Approach to Decision Making (Pengambilan Keputusan Berdasar Fakta)
Pengambilan keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Langkah-langkah yang digunakan dalam penerapan prinsip ini adalah :
·         Melakukan pengujian serta pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan sasaran.
·         Memastikan data dan informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan mudah diakses.
·         Menganalisis data dan informasi dengan menggunakan metode yang benar.
·         Memahami penggunaan teknik statistik.
·         Membuat keputusan dan menindaklanjutinya berdasarkan hasil analisis dan pengalaman.
  1. Mutually beneficial supplier relationships (Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan)
Organisasi dan pemasoknya/supplier saling tergantung, dan sudah selayaknya merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan keduanya dalam menciptakan nilai. Implementasi dari prinsip ini adalah :
·         Mengidentifikasi dan menyeleksi pemasok.
·         Melibatkan pemasok dalam mengidentifikasi kebutuhan perusahaan.
·         Melibatkan pemasok dalam proses pengembangan strategi perusahaan.
·         Memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan persyaratan organisasi/perusahaan.
·         Berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pemasok.
KLAUSUL –KLAUSUL DALAM ISO 9001 : 2000
Isi dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terdiri dari klausul-klausul yang bersifat informasi (klausul 1 s/d 3), dan klausul klausul utama (klausul 4 s/d 8) yang digunakan sebagai acuan dalam penerapannya. Klausul- klausul tersebut adalah :
Klausul 1, Ruang lingkup Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, yaitu :
1.1. Umum Standard Internasional ini menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu di mana suatu organisasi :a. Perlu menunjukan kemampuannya untuk menyediakan secara konsisten produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, danb. Bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif, termasuk proses peningkatan sistem secara berkelanjutan dan jaminan kesesuaian terhadap persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku. Catatan : Dalam Standard Internasional ini, istilah ”produk” diterapkan hanya produk yang dimaksudkan untuk, atau dibutuhkan oleh, pelanggan.
1.2. Penerapan Semua persyaratan dari Standard Internasional ini adalah umum dan dimaksudkan untuk dapat diterapkan pada semua organisasi, tanpa menghiraukan jenis, ukuran dan produk yang dihasilkan.Jika ada persyaratan Standard Internasional ini yang tidak dapat diterapkan karena sifat organisasi dan produknya, maka dapat dipertimbangkan untuk pengecualian.Bila pengecualian dilakukan maka klaim kesesuaian terhadap Standard Internasional ini hanya dapat diterima jika pengecualian terbatas pada persyaratan klausul 7, dan pengecualian tidak mempengaruhi kemampuan, atau tanggung jawab organisasi untuk menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
Klausul 2, Acuan Standard
Sebagai referensi adalah edisi terakhir dari dokumen standard edisi ketiga ISO 9001: 2000 yang telah menjadi Standar SNI 19-9001-2001 untuk diacu dan diterapkan. Anggota ISO diwajibkan memelihara daftar dari Standard Internasional yang saat ini berlaku.
Klausul 3, Istilah dan Definisi
Untuk maksud dari Standard Internasional ini, istilah dan definisi yang diberikan ISO 9000 diberlakukan. Adapun klausul utama Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 tersebut adalah
Klausul 4, Sistem Manajemen Mutu
Klausul 5, Tanggung Jawab Manajemen
Klausul 6, Manajemen Sumber Daya
Klausul 7, Realisasi Produk
Klausul 8, Pengukuran, Analisa, dan Peningkatan
1. Interpretasi Klausul -4, Sistem Manajemen MutuS
ub Klausul 4.1 Organisasi / Perusahaan harus :
Mengidentifikasi proses-proses yang diperlukan oleh Sistem Manajemen Mutu beserta penerapannya
. Menentukan urutan dan interaksi dari proses proses tersebut
. Menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa operasi dan pengendalian dari proses-proses tersebut efektif
. Menjamin ketersediaan sumber daya dan informasi yang perlu untuk mendukung operasi dan pemantauan dari proses-proses tersebut.
Memantau, mengukur, dan menganalisis proses-proses tersebut, dan
Menerapkan tindakan yang perlu untuk mencapai hasil yang direncanakan dan peningkatan berkelanjutan dari proses tersebut.
Subklausul 4.2 Persyaratan DokumentasiDokumentasi Sistem Manajemen Mutu harus mencakup :
Pernyataan tertulis/terdokumentasi dari kebijakan mutu, sasaran mutu, pedoman mutu.
Prosedur terdokumentasi yang diminta standard. Prosedur minimal yang harus ada adalah : Pengendalian Dokumen, Pengendalian Record/arsip, Internal Audit, Pengendalian Produk tidak sesuai, Tindakan Koreksi & Pencegahan.
Prosedur terdokumentasi yang diperlukan organisasi untuk meyakinkan efektifitas perencanaan, operasi dan pengendalian proses-proses yang ada.
Catatan Mutu (record)
Interpretasi Klausul – 5 , Tanggung Jawab Manajemen
Top Manajemen harus memberikan bukti atas komitmennya untuk pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen Mutu secara berkelanjutan dan meningkatkan efektifitasnya melalui :
Komunikasi kepada organisasi tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, demikian juga peraturan dan hukum
. Menetapkan kebijakan mutu
Menjamin bahwa sasaran sasaran mutu (KPI & SMK) telah ditetapkan
Melaksanakan tinjauan manajemen
Menjamin tersedianya sumber daya
Menjamin bahwa kebutuhan dan harapan pelanggan ditentukan/ditetapkan kemudian diubah menjadi persyaratan, dipenuhi dalam rangka memuaskan pelanggan untuk memberikan keyakinan/kepercayaan kepada pelanggan.
Menunjuk salah satu anggota manajemen sebagai Manajemen Representatif yang bertanggung jawab dan berwenang dalam implementasi ISO 9001:2000 serta sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu.
3. Interpretasi Klausul – 6 , Manajemen Sumber Daya
Manajemen Sumber Daya dibagi menjadi tiga yaitu :
Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, dan Lingkungan Kerja.
Personel yang melakukan pekerjaan yang berpengaruh pada mutu produk harus kompeten berdasar pada kesesuaian pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.
Menetapkan kompetensi yang dibutuhkan pekerja serta memberikan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan ini, serta mengevaluasi keefektifan pelaksanaannya
. Menjamin bahwa pekerja tahu akan aktifitas dan kontribusi mereka untuk mencapai sasaran mutu (KPI). Memelihara record pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman serta dilakukan evaluasi secara periodik, untuk kepentingan updating serta pembinaan
. Menentukan, menyediakan, dan memelihara infrastruktur (bangunan, alat produksi, utilities, hardware/software, transportasi, dan komunikasi).
Interpretasi Klausul – 7 , Realisasi Produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi. Perencanaan realisasi produk harus konsisten dengan persyaratan lain dari proses-proses sistem manajemen mutu. Perencanaan Realisasi Produk Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus menentukan hal-hal berikut
: Sasaran mutu dan persyaratan produk
Kebutuhan untuk penetapan proses, dokumen, dan menyediakan sumber daya yang spesifik untuk produk
. Kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan kegiatan uji yang spesifik yang dibutuhkan untuk produk dan kriteria suatu produk dapat diterima (keberterimaan produk)
Rekaman yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan.
Proses terkait pelanggan
Organisasi harus menetapkan
: Persyaratan yang ditetapkan pelanggan, termasuk persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan setelah penyerahan.
Persyaratan produk yang tidak dinyatakan oleh pelangan tetapi dibutuhkan untuk penggunaan tertentu, jika diketahui berhubungan dengan Persyaratan dan peraturan hukum.
Menerapkan peraturan yang efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen yang berkaitan dengan informasi produk, penanganan kontrak/pesanan yang diambil, termasuk perubahan dan keluhan pelanggan.
Rancangan dan Pengembangan
Top manajemen harus memastikan bahwa keperluan proses desain dan pengembangan telah didefinisikan, diterapkan dan dipelihara untuk merespons kebutuhan dan harapan pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya
. Dalam melakukan desain harus mempertimbangkan semua faktor yang memberikan kontribusi dalam memenuhi kinerja produk dan prosesnya beserta aspek dampaknya (lingkungan dan masyarakat). Akifitas yang harus ditetapkan dalam desain dan pengembangan adalah : perencanaan desain dan pengembangan, peninjauan desain dan pengembangan, verifikasi desain dan pengembangan, validasi desain dan pengembangan serta pengendalian perubahan desain dan pengembangan.
PembelianAgar organisasi dapat menghasilkan produk atau jasa yang memenuhi harapan/kepuasan pelanggan, maka harus ada jaminan bahwa barang/jasa yang dipesan/dibeli dari pemasok sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Produk atau jasa ini dapat berbentuk bahan baku, barang setengah jadi, jasa purna jual, pemeliharaan dan lain sebagainya. Untuk itu organisasi harus mengevaluasi dan memilih pemasok atas dasar kemampuannya memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu dengan beberapa cara, antara lain :
Melakukan tinjauan kinerja pemasok sebelumnya dalam menyediakan produk, proses dan jasa yang sama.
Melakukan evaluasi standarad sistem manajemen mutu yang dimiliki pemasok
. Melakukan evaluasi penawaran pemasok yang meliputi mutu, biaya dan ketetapan penyerahan.
Perlu dibuat record hasil evaluasi pemasok, dan record tersebut harus dipelihara.
Produksi dan penyedia jasa
Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan jasa dalam keadaan terkendali, yang mencakup :
Ketersediaan informasi yang menjelaskan karakteristik produk
Ketersediaan instruksi kerja, jika diperlukan
Penggunaan peralatan yang memadai
Ketersediaan dan penggunaan peralatan pemantauan dan pengukuran.
Penerapan pemantauan dan pengukuran
. Penerapan kegiatan pelepasan, penyerahan, dan setelah penyerahan.
Pengendalian alat pemantauan dan pengukuranManajemen perlu mendefinisikan dan menerapkan pengukuran dan pemantauan proses yang efektif dan efisien, mencakup metode dan alat vervikasi, validasi produk dan proses. Alat yang digunakan harus memiliki keakuratan dan ketepatan serta kesesuaian terhadap standar.Untuk memastikan validasi hasil, alat pengukur harus dikalibrasi atau diverifikasi pada jangka waktu tertentu, atau sebelum dipakai, terhadap standard pengukuran yang mampu melacak ke standard pengukuran internasional atau nasional, jika tidak ada standard, maka dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus dicatat/direcord. Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan hal tersebut:
Mengidentifikasi peralatan yang perlu dikalibrasi
Mengkalibrasi dan memelihara peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian termasuk perangkat lunak
. Menentukan pengukuran dan ketelitian yang diperlukan
Apabila dilakukan kalibrasi sendiri, harus ditetapkan metode kalibrasinya.
Mengidentifikasi semua peralatan dan status kalibrasi (tagging atau label)
Memastikan bahwa kondisi lingkungan sesuai untuk melakukan kalibrasi
. Memelihara catatan kalibrasi.
Interpretasi Klausul – 8 , Pengukuran, Analisa dan Peningkatan
Mengukur kinerja organisasi merupakan kunci untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Hasil pengukuran kinerja tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk membandingkan antara apa yang telah dicapai dengan apa yang seharusnya dicapai oleh organisasi. Organisasi harus secara berkesinambungan memantau tindakan peningkatan, termasuk penerapan agar dapat digunakan sebagai salah satu masukan tinjauan manajemen yang nantinya akan digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja organisasi. Pengukuran kinerja organisasi tersebut harus mencakup : Pengukuran dan evaluasi produk Kemampuan suatu proses untuk mencapai hasil yang direncanakan Kepuasan pelanggan Pengukuran Sistem Manajemen Mutu tersebut adalah dengan melakukan audit secara berkala. Dengan dilakukannya audit secara berkala akan dapat diketahui kekurangan proses Sistem Manajemen Mutu dan untuk selanjutnya dilakukan koreksi. Audit juga diperlukan untuk mengetahui posisi pada suatu periode tertentu guna peningkatan perbaikan secara berkelanjutan. Audit ini dilakukan oleh internal auditor dan secara eksternal dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi.
SISTEM DOKUMENTASI DAN RECORD /CATATAN
Definisi dokumen menurut ISO 9001:2000 adalah informasi (data yang ada artinya) dan media pendukungnya (kertas, disket, CD ROM dsb). Sedangkan record merupakan dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau bukti dilaksanakannya perbaikan. Dokumen sangat diperlukan di dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 karena dengan dokumen memungkinkan mengkomunikasikan maksud dan konsistensi tindakan. Struktur dokumen dibedakan dalam empat level, yaitu Pedoman Mutu, Prosedur, Instruksi Kerja, Formulir-Rekaman dll. Dokumen dan record dikendalikan dengan prosedur yang diatur dalam Dokumen Mutu Penanganan dokumen dan Record.
E. SISTEM AUDIT MUTU ISO 900:2000
AUDIT MUTU adalah proses pengujian sistematik dan mandiri untuk menetapkan apakah kegiatan mutu dan hasil yang berkaiatan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan apakah pengaturan-pengaturan yang disebut ini diterapkan secara efektif dan sesuai untuk mencapai tujuan. Audit dilakukan secara internal maupun eksternal. Proses audit mutu dilakukan selama menuju sertifikasi untuk memastikan kesiapan memperoleh sertifikasi dan setelah diperoleh sertifikasi untuk mempertahankan sertifikat yang diperoleh. MAsa berlaku sertifikat adalah 3 tahun dan setiap tahun di audit minimal 1 kali.
F. SERIFIKASI ISO 9000
Sertifikasi dilakukan oleh lembaga pemberi sertifikasi baiak dari dalam dan luar negeri yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dan lembaga ISO internasional. Beberapa lembaga sertifikasi adalah Sucofindo, BVQI, Kema, QAS, ABIQA, AFAQ dll.
G. MANFAAT ISO 9000:2000
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik
2. Meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global
3. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem mutu oleh pelanggan
4. Terbuka kesempatan pasar baru karena perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin mencari pemasok bersertifikat ISO 9000:2000, akan menghubungi lembaga registrasi.
5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik
6. Sistem pengendalian yang konsisten
7. Pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik
8. Meningkatkan kesadaran terhadap mutu dalam perusahaan
9. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik
10. Terjadi perubahan positif dalah hal kultur mutu dari anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9000:2000 hanya berlaku 3 tahun.
11. Memaksa organisasi bersedia menghadapi isu-isu yang berkembang di organisasi
12. Membuat sistem kerja dalam suatu perusahaab menjadi standar kerja yang terdokumentasi.
13. Adanya jaminan bahwa perusahaan itu mempunyai sistem manajemen mutu dan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan.
14. Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan baru.
15. Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen mutu yang diterapkan.
16. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka merasa adanya kejelasan kerja sehingga mereka bekerja dengan efisien.
17. Adanya kejelasan hubungan antara bagian yang terlibat dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
18. Kepercayaan manajemen yang sangat tinggi.
19. Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam memenuhi permintaan pelanggan, baik internal maupun eksternal.
20. Dapat menstandardisasi berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi.
H. PENYEDERHANAAN PEMAHAMAN ISO 9000
  1.  
1.      Catat Apa yang Anda Lakukan
2.      Lakukan Apa Yang Anda Catat
3.      Catat Apa Yang telah Anda Capai
4.      Lakukan Control, Review dan Perbaikan
5.      Standarkan dan Dokumentasikan dengan baik
6.      Kerjakan dengan benar sejak pertama kali melakukan
- Lengkap instruksi kerja
- Adakan pelatihan
- Disiplin dalam penerapan
- Setiap orang bertanggung jawab dalam menjamin mutu
- Mutu dicapai atas kontribusi semua
- Tingkatkan mutu untuk perode berikutnya

Tidak ada komentar: